Bersama Save the Children Membangun Resiliensi Anak dan Keluarga Untuk Menghadapi Bencana
Indonesia berada di salah satu kawasan dengan aktivitas seismik paling tinggi di dunia. Belum lama ini, BMKG mengidentifikasi potensi gempa megathrust dengan magnitudo di atas 8,5 di sepanjang pantai barat Sumatera, Selatan Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Maluku.
(STC, Gempa Cianjur, 2022)
Dalam menghadapi kemungkinan bencana, kesiapan masyarakat perlu terus dilatih agar risiko korban jiwa berkurang. Edukasi kebencanaan harus sampai pada kelompok rentan, termasuk perempuan, anak-anak dan penyandang disabilitas yang saat bencana mempunyai risiko meninggal 14 kali lebih besar dari pria dewasa (BNPB, 2019).
Merespon dari masalah ini, Save the Children melakukan upaya-upaya pencegahan maupun pemulihan bagi yang terdampak dalam menyikapi bahaya bencana, antara lain:
- Aksi antisipasi: analisis risiko dan perencanaan yang melibatkan anak
- Program kesiapsiagaan: mempersiapkan sekolah dalam menghadapi bencana
- Respon tanggap darurat: evakuasi, penyediaan kebutuhan dasar, perlindungan, dan aksi pasca bencana lainnya
Tidak ada yang tahu kapan pastinya bencana akan datang. Tetapi kita bisa mempersiapkan diri kita lebih awal dengan memahami risiko, mengembangkan rencana darurat, dan memastikan bahwa setiap anggota keluarga tahu apa yang harus dilakukan. Edukasi dan latihan kesiapsiagaan adalah kunci agar masyarakat terutama anak-anak dapat merespons dengan cepat dan efektif.
Sahabat, mari membangun resiliensi anak-anak dan keluarga dengan edukasi kesiapansiagaan bencana yang kuat.
Dengan menjadi Pahlawan Anak, Kontribusi anda akan sangat berarti untuk membangun program kesiapsiagaan dan distribusi bantuan saat terjadinya bencana.
Yuk, perkuat kesiapsiagaan bencana dari sekarang!
Sumber:
https://www.usgs.gov